Manusia selalu berpikir..
Berpikir merupakan salah satu identitas manusia, bahkan manusia bisa disebut manusia karena adanya proses berpikir. Apapun itu, entah berguna atau tidak, manusia akan selalu berpikir.
Kemampuan berpikir manusia terlihat berbeda-beda, entah apa faktor utamanya, tapi yang jelas menurut saya adalah tingkat kemauan dan riwayat pengamalan sebelumnya yang sangat berperan penting dalam tingkat kemampuan manusia berpikir.
Sesuai dengan tingkatan berpikir dari tiap-tiap manusia, abstrak atau berpola atau bahkan keliaran manusia dalam berpikir menentukan sebuah hipotesis yang nantinya dengan bukti-bukti yang akan ditemukan oleh manusia, akan menghasilkan sebuah kesimpulan dan itu akan dianggap sebagai sebuah hasil dari adanya aktivitas berpikir.
Objek, Ruang lingkup, Konteks, Sudut pandang, Pengalaman, Pengetahuan dan bahkan Perasaan akan selalu dilibatkan dalam proses berpikirnya manusia (Normalnya). Hasil/kesimpulan dari tiap-tiap manusia yang berpikir sering kali berbeda, bahkan ada yang saling bertolak belakang.
Adakah yang salah dalam proses berpikirnya manusia.?
Tentu tidak.!!
Hanya saja terkadang ada perbedaan (Objek, Ruang lingkup, Konteks, Sudut pandang, Pengalaman, Pengetahuan, Perasaan) yang diproses oleh manusia sebagai rujukan dalam berpikirnya, sehingga hasilnya pun punya kemungkinan berbeda.
Perbedaan-perbedaan hasil dari proses berpikir tadi, tentu sedikit banyak akan menjadi sebuah polemik bahkan pelik. Ini biasanya karena saling menyalahkan hasil yang berbeda tanpa menelaah (Objek, Ruang lingkup, Konteks, Sudut pandang, Pengalaman, Pengetahuan, Perasaan) dengan baik dan cermat.
Tidak salah juga sebenarnya menyalahkan hasil yang berbeda, hanya saja masih ada cara yang lebih baik lagi ketimbang salah menyalahkan itu, Caranya bagaimana.?
Kalau kita memahami ini (Objek, Ruang lingkup, Konteks, Sudut pandang, Pengalaman, Pengetahuan, Perasaan), tentu tuduhan salah atas hasil yang berbeda tadi kemungkinan tidak terjadi. Pasti kita akan meluruskan perbedaan tersebut, karena apa.? karena kita tahu letak awal perbedaan itu dimana.
Contoh kasus :
1. Objek = Sapi
2. Ruang lingkup = Dunia Hewan
3. Konteks = Mendeskripsikan Sapi
4. Pengetahuan = Sapi makan rumput, hewan mamalia, berkaki 4, bertanduk 2, beranak, bermata dua, berekor 1, telinga 2, dll.
Orang Pertama
1. Sudut pandang = Melihat dari sisi sebelah kiri sapi
2. Pengalaman = ?
3. Perasaan = ?
4. Hasil pengamatan = kaki 2, tanduk 1, mata 1, berekor 1, telinga 1
Orang Kedua
1. Sudut pandang = Melihat dari sisi depan sapi
2. Pengalaman = ?
3. Perasaan = ?
4. Hasil pengamatan = kaki 2, tanduk 2, mata 2, tidak berekor, telinga 2
Orang Ketiga
1. Sudut pandang = Melihat dari sisi sebelah kanan sapi
2. Pengalaman = ?
3. Perasaan = ?
4. Hasil pengamatan = kaki 2, tanduk 1, mata 1, berekor 1, telinga 1
Orang Keempat
1. Sudut pandang = Melihat dari sisi belakang sapi
2. Pengalaman = ?
3. Perasaan = ?
4. Hasil pengamatan = kaki 2, tanduk 0, mata 0, berekor 1, telinga 2
Orang Kelima
Menyimpulkan dari pengamatan keempat orang sebelumnya
Kaki = 8, tanduk = 4, mata = 4, ekor = 3, telinga = 6
//===========//
Dari contoh kasus diatas terlihat jelas bahwa hampir semua hasil berbeda. Pertanyaannya adalah :
Apakah ada yang salah dari hasil tersebut.?
Diantara kita pasti akan selalu ada yang menyalahkan, ada juga yang tidak berkomentar, dan masih banyak lagi komentar tak terduga lainya, karena menilai hasil juga butuh berpikir dan berpikir pasti melibatkan ini (Objek, Ruang lingkup, Konteks, Sudut pandang, Pengalaman, Pengetahuan, Perasaan), dan hasil dari penilaian pun pasti ada yang berbeda, dan akan selalu begitu.
Kita hidup didunia yang seperti itu.
Bijaklah berpikir dengan mencoba tidak saling mencederai.
Manusia berpikir, selayaknya memang begitu.
Dalamlah dalam berpikir, agar bijaksana mudah ditemui.
Salam AoC..
//== Selesai.. ==//
0 Comments
Komentar Kalian penyemangat Kami..!!!